Tampak Siring, nama desa yang ada di kabupaten Gianyar. Jika anda dari
airport Denpasar, maka anda perlu waktu satu jam lima belas menit untuk
ke tempat wisata ini dengan mobil. Tampak Siring juga memliki nama lain
yang banyak orang tahu yaitu Tirta Empul.
Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak (yang
bermakna 'telapak ') dan siring (yang bermakna 'miring'). Menurut sebuah legenda
yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak
kaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi
bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya
menyembahnya. Sebagai akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan
mengirimkan balatentaranya untuk menghacurkannya. Namun, Mayadenawa berlari
masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan
memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap agar para pengejarnya
tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu
jejak Mayadenawa.
Istana
ini berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya
tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota, cocok
bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga maupun bagi tamu-tamu
negara. Arsiteknya adalah R.M. Soedarsono dan istana ini dibangun
secara bertahap. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung
utama yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 meter persegi dan Wisma
Yudhistira seluas 2.000 meter persegi dan Ruang Serbaguna. Wisma Merdeka
dan Wisma Yudhistira adalah bangunan yang pertama kali dibangun yaitu
pada tahun 1957. Pada 1963 semua pembangunan selesai yaitu dengan
berdirinya Wisma Negara dan Wisma Bima.
Jika anda berkunjung ke Bali, sebaiknya anda meluangkan waktu untuk
datang ke kawasan wisata ini dan berkunjung ke istana presiden. Banyak
pengalaman dan hal baru yang akan anda ketahui jika anda berwisata ke
pura Tirta Empul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar